Laman

Jumat, 17 Oktober 2014

ARTIKEL YULI WINANTI

PENGEMBANGAN BUKU PAKET PEMBELAJARAN  IPA TERPADU MODEL  WEBBED DENGAN  STRATEGI  REACT PADA TEMA LAUT SEBAGAI SUMBER KEHIDUPAN UNTUK MENINGKATKAN BERFIKIR KREATIF DAN BERMAKNASISWA SMP KELAS VII

Yuli winanti, Supriyono Koes H, Lia Yuliati

1)SMPN 8 Pasuruan, Kota Pasuruan
2) Jurusan fisika, Universitas Negeri Malang
3)Jurusan fisika, Universitas Negeri Malang


Abstract: The aim of this study was develop integrated science package Learning on the mean­sure of learning achievements  for 7th Grade junior hight school. Borg and Gall model’s with several of adjustments was used to developed teaching material.The procedures concists of preliminary study, development of product and testing product. The average validation result showed that expert I and  II, reviewer I and II gave schore 87,95 from 100 (very high). The methods of testing the product was quasi experimental with pre-test-posttest control group design. The conclution of this reseach and development was that integrated science package Learning with Webbed model and REACT Strategies on the the­me ‘Laut sebagai sumber kehidupan’  can improve creatif thingking and meaningfull.

Kata kunci : Paket Pembelajaran, IPA Terpadu, Webbed, REACT, Berfikir kreatif dan bermakna

Penelitian ini bertujuan mengembangkan paket pembelajaran berupa bahan ajar IPA terpadu menggunakan Model Webbed dengan strategi React pada kelas VII siswa  SMP /MTs. Prosedur pengembangan  yang digunakan adalah Borg and Gall, dengan beberapa lang­kah penyesuaian. Bahan ajar  hasil penelitian mengangkat tema Laut Sebagai Sumber Kehidupan terdiri 5 sub tema. Bahan ajar dibuat dan dikemas dengan menyajikan fenomena dan kejadian alam, kegiatan eksperimen dan berdiskusi, serta dilengkapi dengan gambar yang sangat menarik.
Permendikbud Nomor 64 tentang standar isi menuntut beberapa penyesuaian. Penyesuaian utama terletak pada penetapan delapan tingkat kompetensi yang berjenjang dan berkesinambungan. Setiap tingkat kompetensi berimplikasi terhadap tuntutan proses pembelajaran. Permendikbud Nomor 65 tentang standar proses mengisyaratkan perlunya perencanaa pembelajaran yang dirancang dalam bentuk silabus dan  RPP. Salah satu komponen  RPP  sebagai penunjang proses pembelajaran di kelas adalah bahan ajar dalak kemasan apket pembelajaran. Kurang tersedianya bahan ajar IPA terpadu  merupakan salah satu faktor penyebab belum terlaksananya pembelajaran IPA terpadu (Asfiah, 2013; Permatasari, 2013; Kurniawati, 2013; Yuliati, 2008; Chan Yu, 2012; Krizek, 2005).
Model keterpaduan yang digunakan peneliti dalam mengembangkan paket pembelajaran IPA terpadu  adalah  model jaring laba-laba (webbed model). Ciri khas dari model keterpaduan webbed adalah penggunaan tema sebagai pengait beberapa materi yang dikem­bang­kan ke dalam sub-sub tema, sehingga dengan pemilihan tema yang menarik dan konteks­tual akan menyebabkan siswa senang dan termotivasi dalam mempelajari bahan ajar. Selain itu,  penggunaan model keterpaduan webbed pada tema yang tepat akan memberikan pemaham­an konsep yang lebih utuh  menyeluruh (Holistik), menarik  dan  bermakna (Ekapu­tri, 2013; Rachmadani, 2013; Widianingsih, 2013; Kartikasari, 2013; Rahmatika, 2013).
Belajar IPA merupakan belajar aktif dan sesuatu yang harus siswa lakukan bukan sesu­atu yang harus siswa lakukan, dalam belajar IPA, siswa diarahkan untuk membandingkan hasil eksperimen dengan teori yang sudah ada. Paket pembelajaran IPA untuk SMP yang akan dikembangkan oleh peneliti merupakan paket pembelajaran yang menganut teori Kons­truktivime yaitu teori belajar yang menitik beratkan bahwa siswa membangun pengetahuan  dan pemahaman baru. Teori ini menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan men­transformasikan informasi yang telah didapat dan guru memberikan kesempatan siswa untuk menemukan atau menerapkan ide–ide mereka sendiri (Crawford, 2001:2). Dalam penyusunan  paket pembelajaran IPA tata urut yang digunakan peneliti berupa  REACT yaitu akronim dari menghubungkan (Relating), mengalami (Experiencing), menerapkan (Applying), bekerjasama (Cooperating), dan mentransfer (Transferring) (Crawford, 2001:1), Sedangkan model yang digu­na­kan berupa Webbed yaitu selalu menggunakan tema untuk menghubungkan antar bebe­rapa bidang kajian dalam mata pelajaran IPA tingkat SMP/MTs.
Tema yang dipilih peneliti dalam mengembangkan paket pembelajaran ini adalah laut sebagai sumber kehidupan. Laut merupakan bagian dari bumi yang tertutup oleh air asin. Eko­­sistem penopang pembangunan kelautan, baik secara langsung maupun tidak langsung adalah terumbu karang, mangrove dan lamun (Romimohtarto,  2005:321). Paket pembela­jaran berupa bahan ajar yang dikembangkan dengan tema laut sebagai sumber kehidupan diha­rapkan dapat meningkatkan berfikir kreatif dan bermakna siswa SMP/MTs. Pretasi belajar merupakan suatu kegiatan yang berupaya  untuk mengeta­hui tingkat keberhasilan yang telah diterapkan. Untuk mengukur pencapaian tu­juan maka perlu menggunakan evaluasi berfikir kreatif dan bermakna (Winkel 1996:227).  Penelitian ini bertujuan mengembangkan bahan ajar IPA terpadu dapat Menghasilkan  bahan ajar  IPA terpadu untuk siswa yang layak, dan untuk meningkatkan berfikir kreatif dan bermakna  IPA siswa  SMP/MTs setelah menggunakan paket pembelajaran IPA terpadu yang  dikembangkan.
METODE
Penelitian ini merupakan pengembangan bahan ajar IPA terpadu untuk kelas VII SMP /MTs. Bahan ajar ini merupakan perpaduan dari disiplin ilmu yang tercakup dalam IPA, yaitu fisika, biologi dan kimia.Penelitian pengembangan ini menggunakan model pengem­bangan Borg and Gall (1983:775). Dengan Langkah-langkah penelitian 1) Research and Information Collecting merupakan penelitian pendahuluan (pra­­survei) untuk mengumpulkan informasi. 2) Planning merupakan perencanaan. 3) Develop Preliminary Form of Product merupakan me­ngem­bangkan produk awal. 4) Preliminary Field Testing merupakan uji coba lapangan tahap awal. 5) Main Product Revision merupakan revisi produk utama. 6) Main Field Testing meru­pakan uji coba lapangan utama. 7) Operational Product Revision merupakan Revisi produk operasional.
  Secara garis besar prosedur pengembangan penelitian disajikan pada  Gambar 1.

HASIL
            Bahan ajar IPA terpadu  kelas VII SMP/MTs yang dikembangkan dengan mengang­kat tema “Laut Sebagai Sumber Kehidupan” dikemas dalam tiga bagian 1) bagian penda­huluan yang  terdiri atas halaman  sampul, halaman paragraf pem­buka, ucapan terima kasih, petunjuk penggunaan bahan ajar siswa, jaringan keter­paduan tema dan sub tema dan daftar isi. 2) bagian isi dibagi menjadi 5 sub tema yang terjalin berdasarkan kronologis materi yang akan disampaikan dan mewakili dari pembelajaran fisika, kimia dan biologi. Masing-masing sub tema terdiri dari 3 ba­gi­an utama antara lain  halaman pendahuluan sub tema, materi dan uji kompeten­si tiap akhir sub tema. 3) Bagian penutup terdiri atas peta konsep, rangkuman, uji kompetensi akhir tema, glosarium, daftar pustaka dan tentang penulis. Tema bahan ajar ini terdiri dari 5 sub tema. Sub tema 1) karakteristik beberapa ekosistem dilaut. Sub tema  2) ma­tahari sebagai sumber energi utama pada kehidupan laut. Sub tema 3) sirkulasi material kimia dilaut. Sub tema 4) simbiosis pada kehidupan dialut. Sub tema 5) produk kelautan.
            Hasil dari penelitian tentang keterbacaan, tulisan dan isi yang telah dilakukan oleh va­li­dator ahli  dari 2 orang kalangan dosen dan 2 orang guru SMP/MTs menunjukan bahwa sis­wa sudah menilai bahan ajar yang dikembangkan sudah katagori layak dan pantas pantas un­tuk dapat di­gunakan dalam pembeljaran IPA terpadu, namun masih perlu diperbaiki pada beberapa bagian. Sedangkan dari kalangan siswa juga menerangkan bahwa bahan ajar ini sudah menarik, senang dalam membaca dan lebih mudah untuk dimengerti, sehingga dapat meningkatkan berfikir kreatif dan bermakna siswa. Data pada uji peningkatan prestasi didapatkan dari data kuantitatif berupa nilai pre-test dan post-test yang dilaksanakan  pada uji coba skala luas. Hasil yang didapat Menunjukan taraf signifikan yang tinggi.
  Bahan ajar ini dari segi keterpaduan ketiga kajian ilmu yaitu fisika, biologi dan kimia sudah sangat baik. Hal ini ditunjukan oleh  siswa yang menggunakan bahan ajar dengan tema laut sebagai sumber kehidupan lebih memahami isi baik eksperimen maupun bahan diskusi. Sedangkan pada kelas yang menggunakan buku dari sekolah masih agak kesu­litan memahami dan melaksanakan eksperimen. Misalkan saja kegiatan eksperimen pada bahan ajar kelas kontrol membingungkan pemahaman siswa dan sulit diterapkan di kelas. Bahan ajar kelas kontrol pada materi perambatan kalor secara konveksi. Eksperimen yang dilakukan adalah memasukkan es batu berwarna pada air dengan suhu kamar. Dari hasil ekspe­rimen sebagian besar siswa menganggap bahwa kalor berpindah dari es batu  menuju air. Hal ini guru sangat ekstra perlu meluruskan dan menjelaskan konsep secara baik. Kebe­radaan bahan ajar dengan tema laut sebagai sumber kehidupan sangatlah baik dan dapat meningkatkan berfikir kreatif dan bermakna siswa.

PEMBAHASAN
Produk bahan ajar yang telah direvisi merupakan paket pembelajaran berupa bahan ajar siswa dan buku panduan guru. Produk bahan ajar yang telah direvisi secara empiris dapat meningkatkan berfikir kreatif dan bermakna siswa.    Secara teknik, keberadaan panduan guru bertujuan   agar guru berkonsen­trasi ter­ha­dap kualitas proses belajar mengajar di kelas, sehingga hasil pendidikan semakin meningkat.   Hal ini disebabkan karena penggunaan buku panduan guru dan bahan ajar siswa dalam pembelajaran mampu membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru dengan siswa (Depdikbud, 2013). Oleh karena itu Kementrian pendidikan dan kebudayaan pada tahun 2013 melalui Permendikbud No 71 melakukan penyediaan dokumen pendukung kurikulum 2013 berupa buku pegangan guru mata agar imple­mentasi kurikulum 2013 dapat terimplementasi secara utuh. Hasil penelitian dan pengembangan ini didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Appamaraka, Suksringarm dan Singseewo (2009) yang menunjukkan bahwa penggunaan buku panduan guru dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Dari  hasil uji kelayakan  isi/materi dan penyajian oleh ahli dan praktisi, uji keterbacaan bahan ajar siswa  pada uji coba skala kecil menunjukkan bahwa validitas paket pembelajaran sangat tinggi dan layak untuk digunakan. Penilaian aspek kelayakan pada  bahan ajar yang dikembangkan sudah  sesuai dengan sebagian aspek kelayakan  pada standar mutu buku pelajaran yang dikeluarkan oleh Kemdikbud    tahun 2013 bahwa kriteria mutu (standar) buku teks pelajaran terdiri atas kelayakan isi/materi, penyajian, bahasa dan kegrafikaan.  Penilaian kelayakan bahan ajar  perlu dilakukan sebelum digunakan oleh pendidik dan atau peserta didik  sebagai sumber belajar di satuan pendidikan.
Paket pembelajaran  yang dikembangkan oleh pengembang menunjukkan keterhubungan tiga bidang kajian dalam IPA yaitu fisika, kimia dan biologi dalam satu tema yang menguhungkan antara ketiganya. Hal ini sesuai dengan salah satu model keterpaduan Fogarty (1991)  yaitu model webbed  yang dapat menghubungkan beberapa mata pelajaran yang berbeda dalam suatu aktivitas/materi ajar. Dengan menggunakan model keterpaduan webbed akan membuat pemahaman terhadap konsep secara utuh (Depdikbud, 2013).  Dengan mempelajari suatu kompetensi atau Kompetensi Dasar secara runtut dan sistematis sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu. Hasil pengembangan bahan ajar IPA terpadu  ini  sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati (2013) bahwa dengan mengembangkan bahan ajar IPA terpadu dapat memberikan pengaruh positif  terhadap hasil belajar siswa.
Bagian awal dari produk bahan ajar siswa, yaitu halaman sampul, halaman paragraf pembuka, petunjuk penggunaan bahan ajar  dinilai sangat menarik bagi siswa.  Bolling dan Pett (dalam Smaldino, Lowther, dan Russell, 2008) menjelaskan bahwa gambar dapat digunakan sebagai ilustrasi belajar, oleh karena itu  halaman depan tiap sub tema memiliki ciri khas halaman dengan gambar ilustrasi yang mewaliki penggambaran materi pada  tiap-tiap  sub tema yang akan dibahas disertai keterangan Kompetensi Dasar, judul sub tema, peta kon­sep dan kata kunci. Layout pada bagian penyampaian materi menggunakan tata saji pada bagian kiri berisi teks bacaan dan pada bagian kanan merupakan gambar ilustrasi. Hal tersebut dimaksudkan agar siswa terbantu dalam memahami teks dengan ilustrasi gambar yang ada di sebelah kanannya. Berdasarkan data angket pada uji coba skala kecil menunjukkan bahwa siswa lebih senang dan lebih mudah memahami teks yang ada pada bahan ajar. Hal ter­sebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Meitepul (2011) yang menunjukkan bahwa penggunaan  gambar yang digunakan pada buku teks dapat membantu siswa memahami teks, penggunaan waktu yang lebih efektif, sehingga dapat meningkatkan berfikir kreatif dan bermakna.
Tata urut penyajian bahan ajar menggunakan startegi REACT.  Strategi REACT merupakan strategi terbaik yang dapat membantu siswa mengkonstruk pengetahuan mereka sendiri terutama pada mata pelajaran matematika dan  ilmu pengetahuan alam (Crawfod, 2001: iii ). Pada awal penyajian bahan ajar dengan fitur ‘Tahukah Kamu’. Hal tersebut  merupakan ciri langkah awal pembelajaran IPA terpadu  yang membantu menciptakan struktur kognitif yang dapat menjembatani antara pengetahuan awal siswa dengan pengalaman belajar yang terkait (Depdikbud, 2013).  Fitur ‘Mari Bereksperimen’   dan ‘Mari Ber­main’ merupakan  aktivitas kelompok yaitu siswa melakukan observasi, pengumpulan, pengolahan dan mengkomunikasikannya dengan  anggota kelompok, sehingga membantu sis­wa bekerja sama, bertanggung jawab dan  berdi­siplin  (Depdikbud, 2013).  Edgar Dale dalam Briggs (1981: 130), menklasifikasikan pengalaman menurut tingkat keabstrakannya. Mulai dari pengalaman konkret (pengalaman langsung) sampai kepada yang paling abstrak (simbol kata-kata). Klasifikasi tersebut ditampilkannya dalam piramida Dale sebagaimana tergambar pada Gambar 5.1. Berdasarkan piramida  Dale tersebut menjelaskan bahwa metode eksperimen merupakan metode paling bagus bila dibandingkan dengan metode yang lain.  Hal tersebut  dibuktikan pada  penelitian yang dilakukan oleh Mulyono (2010) bah­wa metode eksperimen dapat meningkatkan kemampuan berfikir tingkat tinggi.
Pemilihan metode eksperimen  juga harus disesuiakan dengan dengan kondisi sarana dan prasarana pembelajaran (Depdikbud, 2013). LKS merupakan lembar kerja yang berisi petunjuk praktikum yang dapat dilakukan dirumah yang mampu mengajak siswa beraktivitas dalam proses pembelajran. Oleh karena itu pemilihan Alat dan bahan serta langkah kerja pada kegiatan eksperimen bahan ajar ini merupakan alat yang mudah didapatkan di rumah. Hal ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Arida (2013) yang menjelas bahwa pembelajaran dengan praktikum sederhana dengan strategi eksperimen masuk dalam kategori baik, yang berarti pembelajaran yang dilakukan berjalan efektif. Penelitian  sejenis  juga dilakukan oleh Aziz (2006)  yang menunjukkan bahwa  dengan memanfaatkan alat peraga sederhana dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
 Pada fitur ‘Mari lihat dunia’ merupakan kunci utama  dari pembelajaran kontekstual yang dapat membantu siswa menemukan makna dalam pembelajaran mereka dengan cara menghubungkan materi akademik dengan konteks kehidupan keseharian mereka (Johnson, 2007:88).  Fitur ‘Ayo Diskusi bersama’ dan ‘Artikel Sains’ merupakan aktivitas kelompok  yaitu siswa saling merespon dan berkomunikasi dengan siswa yang lain. REACT merupakan strategi utama pada pembelajaran kontekstual (Crawford, 2013).  Hal tersebut menunjukkan  bahwa pembuatan bahan ajar kontekstual dapat meningkatkan berfikir kreatif dan bermakna (Asfiah,  2013; Muslihin, 2012; Sujanem, 2009; Suharyadi, 2013; Nalurita, 2009; Kuswandari, 2013; Sofnidar, 2012).
Berdasarkan hasil observasi pembelajaran dan analisis gambar pada bahan ajar yang digunakan di kelas kontrol menunjukkan bahwa terdapat ketidaksetaraan gender pada teks dan gambar, hal tersebut menyebabkan kekurang antusiasan dari siswa laki-laki dalam menyelesaikan tugas yang ada pada bahan ajar. Hal ini diperkuat oleh Beberapa penelitian menyatakan ketidaksetaraan gender disebabkan oleh ketimpangan gender meliputi akses perempuan dalam pendidikan, nilai gender yang dianut masyarakat, nilai dan peran gender yang terdapat dalam buku ajar (Van Bemmelen dalam Fitrianti, 2012). Hal ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Sari (2013) yang menunjukkan bahwa buku tematik 2013 pada tingkat sekolah dasar dinilai belum merepresentasikan konsep perspektif adil gender secara konsisten ke dalam teks, karena hanya terdapat terdapat 43 teks dari 90 teks yang telah merepresentasikan konsep adil gender.
Beberapa perbaikan pada bahan ajar siswa yang dikembangkan cukup banyak mengalami perubahan   yang meliputi  aktivitas kegiatan eksperimen, peta konsep, nomerisasi, pemilihan artikel sains pada bahan ajar siswa sebagai upaya mengembangkan produk yang menarik siswa dan bermanfaat sesuai dengan kebutuhan siswa. Perbaikan tata letak pada buku panduan guru  merupakan upaya  agar buku  dapat membantu guru menggunakan bahan ajar sebagai salah satu media dalam pembelajaran IPA terpadu.

SIMPULAN
Produk hasil pengembangan Bahan ajar IPA terpadu  kelas VII SMP/MTs yang dikembang­kan dengan mengangkat tema “Laut Sebagai Sumber Kehidupan” dikemas dalam tiga bagian, yaitu 1) bagian pendahuluan yang  terdiri atas halaman  sampul, halaman paragraf pem­buka, ucapan terima kasih, petunjuk penggunaan bahan ajar siswa, jaringan keter­paduan tema dan sub tema dan daftar isi. 2) bagian isi dibagi menjadi 5 sub tema yang terjalin berdasarkan kronologis materi yang akan disampaikan dan mewakili dari pembelajaran fisika, kimia dan biologi. Masing-masing sub tema terdiri dari 3 ba­gi­an utama antara lain  halaman pendahu­luan sub tema, materi dan uji kompeten­si tiap akhir sub tema. 3) Bagian penutup terdiri atas peta konsep, rangkuman, uji kompetensi akhir tema, glosarium, daftar pustaka dan tentang penulis. Bahan ajar ini juga di lengkapi dengan buku panduan guru. Penyajian materi pada bahan ajar ini disertai dengan gambar-gambar yang menarik untuk memudahkan siswa dalam memahami konsep IPA sehingga dapat meningkatkan berfikir kreatif dan bermakna siswa. Hasil penilaian beberapa pakar melalui 2 validator ahli dari kalangan dosen dan 2 validator dari kalangan guru SMP/MTs, telah menujukan dan memberikan penilaian rata-rata 88 yang berarti layak untuk digunakan sebagai bahan ajar IPA terpadu kelas VII SMP/MTs.

SARAN
Berdasarkan  kajian produk bahan ajar baik pada bahan ajar siswa dan buku panduan guru yang telah direvisi merekomendasikan beberapa saran Sebelum menggunakan bahan ajar sebaiknya guru memahami isi dari buku panduan guru dan menggunakannya sebagai panduan dalam pembelajaran, sehingga pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Untuk penelitian engembangan bahan ajar yang lebih lanjut diharapkan juga menggunakan tema laut dari beberapa aspek.

DAFTAR RUJUKAN

Appamaraka,S, Suksringarm,P, dan Singseewo,A.2009. Effect Of Learning Enviroment Using The 5E’s Learning Cycle Approach With The Metacognitive Moves And The Teacher’s Handbook Approach On Learning Achievement, Intgrated Science Process And Critical Thingking Of High School (Grade 9) Student. Pakistan journal of social science (5) 6: 287-291.

 

Arida ,W. 2006. Pembelajaran Dengan Praktikum Sederhana Untuk Mereduksi Miskonsepsi Siswa Pada Materi Fulida Statis Di Kelas XI SMAN 2 Tuban.  Jurnal inovasi Pendidikan Fisika (2) 3 : 117-120 (online) (http://ejournal.unesa.ac.id) diakses pada tanggal 5 januari 2014

 

Asfiah, N., Mosik, & Purwantoyo, E. 2013. Pengembangan Modul IPA Terpadu pada Tema Bunyi. Unnes Science Education Journal, (Online) ,  2 (1) : 188-195 (http://journal.unnes.ac.id)  diakses pada tanggal 1  Januari 2014

Aziz, A, yulianti,D, Handayani,L. 2006. Penerapan Model Pembelajran Kooperatif Dengan Memanfaatkan Alat Peraga Sains Fisika (Materi Tata Surya) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan Kerjasama Siswa. Jurnal pendidikan fisika Indonesia (4) 2: 94-99 (online) (http://journal.unnes.ac.id/) diakses pada tanggal 2 januari 2014

 

Borg And Gall. 1983. Educational Research An Introduction Forth Edition. America: Pearson Education,Inc.

 

Briggs, L. J. & Wager, W.W. 1981. Handbook of Prosedures for The Design of Instruction. United States of America: Educational Technology Publication Inc.

Chan Yu, K,Dkk. 2012. An Interdisclipinary Guided Inquiry On Estuarine Using A Computer Model In Hight School Classrooms. (Online) (74)1:26-33, ,(http://www.proquest.co.uk), diakses 20 juli 2012.

 

Crawford, M.2001. Contextualy Teaching. Texas: Cci Publishing.

 

Depdikbud. 2013. Peraturan menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No 64  Tahun 2013 Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdikbud
Depdikbud. 2013. Peraturan menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No 65  Tahun 2013 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdikbud
Depdikbud. 2013. Peraturan menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No 71  Tahun 2013 Tentang Buku Teks Pelajaran dan Buku Panduan Guru untuk  Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdikbud
Ekaputri, K., Ismono, & Rosdiana, L. 2013. Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Terpadu Tipe Webbed dengan Tema Pemanasan Global untuk Kelas VIII SMP Negeri 28 Surabaya. Jurnal Pendidikan Sains 1 (2) (Online) (http://ejournal.unesa.ac.id), diakses pada tanggal 1 Maret 2014

Fitrianti, R, dan habibullah. 2012. Ketidaksetaraan Gender Dalam Pendidikan. Jurnal sosiokonsepsia (12) 1 : 85-100 (online) (http:// puslit.kemsos.go.id)  diakses pada tanggal 10 januari 2014

 

Fogarty, R. 1991. How To Integrate Curricula. United States Of America:Skylight Publishing,Inc.

 

Johnson, E. B. 2007. Contextual Teaching And Learning. Bandung: MLC.

 

Kartikasari, F. & Azizah, U. 2013. Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Terpadu Tipe Webbed dengan Tema Bioteknologi Bahan Pangan dalam Pembuatan Roti di  SMP 2 Punggung. Jurnal Pendidikan Sains 1 (2) (Online) (http://ejournal.unesa.ac.id), diakses pada tanggal 1 Maret 2014
Krizek, K. 2005. Teaching Integrated Land Use Transportation Planning. (Online)( 24)3: 304-316(http://online.sagepub.com/) diakses tanggal 25 juli 2012

Kurniawati, A, Suliyanah, S, Qosyim, A. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Ipa Terpadu Tema Letusan Gunung Berapi Kelas Vii Di Smpn 1 Kamal. Jurnal Sains (1) 1(Online) (http://ejournal.unesa.ac.id  )diakses tanggal 11 januari 2013

 

Kuswandari, M., Sunarno, W. & Supurwoko. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Fisika SMA dengan Pendekatan Kontekstual pada Materi Pengukuran Besaran Fisika. Jurnal Pendidikan Fisika, (Online),  1 (2): 41-44, (http://jurnal.fkip.uns.ac.id), diakses pada tanggal 1 Maret 2014
Meitepul, 2013. Pembelajran Membaca Teks Naratif Dengan Menggunakan Media Gambar Sebagai Alternatif Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Universitas Pendidikan Indonesia (Online)( http://jurnal.upi.edu) diakses pada tanggal 9 januari 2014

Mulyono,E dan Purwaningsih,E. 2010. Efektifitas penggunaan metode eksperimen real dan Virtual terhadap kemampuan berfikir tingkat tinggi. Jurnal sains (38) 2 : 123-127.

 

Muslihin,A. 2012. Pengembangan Perangkat pembelajaran IPA Terpadu Berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Tema Polusi Udara. Journal of Education Research and Evaluation, (Online), 1(2): 139-145, (http:// Journal.unnes.ac.id), diakses 1 Maret 2014
Nalurita, L., Siroj, R. & Putri, R.  2010. Bahan Ajar Kesebangunan dan Simetris Berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) Menggunakan Macromedia Flash di Kelas 5 Sekolah dasar. Jurnal Pendidikan Matematika, (Online), 4 (1): 45-52, (http://ejournal.unsri.ac.id), diakses pada tanggal 1 Maret 2014

Permatasari,R, Hariyono, E, Purnomo, T, Pengembangan Bahan Ajar Ipa Terpadu Tipe Webbed Dengan Tema Tanggap Bencana Untuk Siswa Kelas VII Smpn1 Pogalan. Jurnal Sains (1) 2 (Online) (http://ejournal.unesa.ac.id ) diakses tanggal 11 januari 2013

 

Rachmadani, D. & Supardi, I. 2013. Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Terpadu Tipe Webbed dengan Tema Tekanan darah untuk SMP Kelas VIII. Jurnal Pendidikan Sains 1 (1) (Online) (http://ejournal.unesa.ac.id), diakses pada tanggal 1 Maret 2014
Rahmatika, R., Ismono & Budiono, M. 2013. Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Terpadu Tipe Webbed dengan Tema Pengolahan Minyak Kelapa untuk Siswa SMP Kelas VIII. Jurnal Pendidikan Sains 1 (2) (Online) (http://ejournal.unesa.ac.id), diakses pada tanggal 1 Maret 2014
Rahmawati, 2013. Pengembangan Buku Saku Ipa Terpadu Bilingual Dengan Tema Bahan Kimia Dalam Kehidupan Sebagai Bahan Ajar Di Mts. Unnes Science Education .Journal (2) 1 (Online)(http://journal.unnes.ac.id) diakses pada tanggal 11 januari 2014

Romimohtarto, K.2005. Biologi Laut. Jakarta: Ikrar Mardiriabadi

Sari, S. P. 2013. Pengembangan Model Penulisan Teks Berperspektif Adil Gender Berdasarkan Analisis Wacana Kritis dalam Buku Tematik Terpadu 2013 Sekolah Dasar (Skripsi). Bandung: Universitas pendidikan Indonesia

Smaldino, E.S, Lowther, D.L, Russel,J.D. 2011. Instructional Technology And Media For Learning: Teknologi Pembelajaran Dan Media Untuk Belajar. Jakarta : kencana

 

Sofnidar & Sabil, H. 2012. Pengembangan Bahan Ajar Pendidikan matematika I dengan Pendekatan Kontekstual. Jurnal Edumatika, (Online), 2 (2): 57-67, (http://jiip.fapet.unja.ac.id), diakses pada tanggal 1 Maret 2013
Suharyadi, Permanasari, A. & Hernani. 2013. Pengembangan Buku Ajar Berbasis Kontekstual pada Pokok Bahasan Asam dan Basa. Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia, (Online) 1(1): 60-68, (http://fpmipa.upi.edu), diakses pada tanggal 1 Maret 2014
Sujanem, R., Suwindra, Putu,I. & Tika, I. K. 2009.  Pengembangan Modul Fisika Kontekstual Interaktif Berbasis Web untuk Kelas I SMA. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, (Online), 42 (2): 97-104, (http://ejournal.undiksha.ac.id), diakses  pada tanggal 1 Maret 2014
Widianingsih, N., Kustijono, R. &  Ismono. 2013.  Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Terpadu Tipe Webbed dengan Tema Tercemarkah Airku di  Kelas VII SMP. Jurnal Pendidikan Sains 1 (1) (Online) (http://ejournal.unesa.ac.id), diakses pada tanggal 1 Maret 2014
Winkel. W.S. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Pt. Grasindo.

Yuliati, Dasna, Dan Sulisetijono. 2011. Bahan Ajar Ipa Terpadu Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa Smp. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran, 18 (1): 107-114.

Kamis, 16 Agustus 2012

Bapak/Ibu Guru dimanapun anda berada puji Sukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa kita sekarang telah memiliki wadah untuk  berkomunikasi dan bertukar informasi tentang guru, pendidikan,  pembelajaran, dan semua informasi mengenai guru dan seabrek tugas dan kegiatannya. Untuk itu kami berharap kehadiran wadah ini benar-benar memiliki guna dan manfaat, kepada pendidikan kita, khususnya bagi para guru semua, terutama bagi teman-teman guru yang ada di  kota Pasuruan.  Kali  ini kami akan mencoba menyampaikan informasi  tentang kegiatan guru kota Pasuruan beberapa waktu yang lalu, yaitu pelatihan Penilaian Kinerja Guru (PKG) dan kegiatan terakhir yaitu Pelatihan Pengembangan Karir PTK Dikdas MGMP SMP Kota Pasuruan Tahun 2012.

Untuk meramaikan hiruk-pikuk di wadah ini, kami mengajak para guru sekalian untuk aktif mendiskusikan masalah-masalah pendidikan yang sedang hangat, baik  di Kota Pasuruan, maupun di tingkat yang lebih luas. Berita-berita pendidikan di kota Pasuruan akan meramaikan wadah ini manakalah para guru semua juga ikut menyampaikan informasi apa saja yang berkaitan dengan pendidikan, baik di sekolah atau di kota Pasuruan.  Tulisan dapat anda kirimkan melalui E-mail kami di :  warta.guru.kotapasuruan@gmail.com . Semoga kita bisa  menyumbangkan yang terbaik untuk pendidikan kota Pasuruan, terima kasih.