PENGEMBANGAN
BUKU PAKET PEMBELAJARAN IPA TERPADU
MODEL WEBBED DENGAN STRATEGI
REACT PADA TEMA LAUT SEBAGAI SUMBER KEHIDUPAN UNTUK MENINGKATKAN BERFIKIR
KREATIF DAN BERMAKNASISWA SMP KELAS VII
Yuli
winanti, Supriyono Koes H, Lia Yuliati
1)SMPN 8 Pasuruan,
Kota Pasuruan
2) Jurusan fisika,
Universitas Negeri Malang
3)Jurusan fisika,
Universitas Negeri Malang
Abstract: The aim
of this study was develop integrated science package Learning on the meansure
of learning achievements for 7th
Grade junior hight school. Borg and Gall model’s with several of adjustments
was used to developed teaching material.The procedures concists
of preliminary study, development of product and testing product. The average
validation result showed that expert I and
II, reviewer I and II gave schore 87,95 from 100 (very high). The
methods of testing the product was quasi experimental with pre-test-posttest
control group design. The conclution of this reseach and development was that
integrated science package Learning with Webbed model and REACT Strategies on
the theme ‘Laut sebagai sumber kehidupan’
can improve creatif thingking and meaningfull.
Kata kunci :
Paket Pembelajaran, IPA Terpadu, Webbed, REACT, Berfikir kreatif dan bermakna
Penelitian ini
bertujuan mengembangkan paket pembelajaran berupa bahan ajar IPA terpadu menggunakan
Model Webbed dengan strategi React pada kelas VII siswa SMP /MTs. Prosedur pengembangan yang digunakan adalah Borg and Gall, dengan
beberapa langkah penyesuaian. Bahan ajar
hasil penelitian mengangkat tema Laut Sebagai Sumber Kehidupan terdiri 5
sub tema. Bahan ajar dibuat dan dikemas dengan menyajikan fenomena dan kejadian
alam, kegiatan eksperimen dan berdiskusi, serta dilengkapi dengan gambar yang
sangat menarik.
Permendikbud
Nomor 64 tentang standar isi menuntut beberapa penyesuaian. Penyesuaian utama
terletak pada penetapan delapan tingkat kompetensi yang berjenjang dan berkesinambungan.
Setiap tingkat kompetensi berimplikasi terhadap tuntutan proses pembelajaran.
Permendikbud Nomor 65 tentang standar proses mengisyaratkan perlunya perencanaa
pembelajaran yang dirancang dalam bentuk silabus dan RPP. Salah satu komponen RPP
sebagai penunjang proses pembelajaran di kelas adalah bahan ajar dalak
kemasan apket pembelajaran. Kurang tersedianya bahan ajar IPA terpadu merupakan salah satu faktor penyebab belum
terlaksananya pembelajaran IPA terpadu (Asfiah, 2013; Permatasari, 2013;
Kurniawati, 2013; Yuliati, 2008; Chan Yu, 2012; Krizek, 2005).
Model
keterpaduan yang digunakan peneliti dalam mengembangkan paket pembelajaran IPA
terpadu adalah model jaring laba-laba (webbed model). Ciri khas dari model keterpaduan webbed adalah penggunaan tema sebagai
pengait beberapa materi yang dikembangkan ke dalam sub-sub tema, sehingga
dengan pemilihan tema yang menarik dan kontekstual akan menyebabkan siswa
senang dan termotivasi dalam mempelajari bahan ajar. Selain itu, penggunaan model keterpaduan webbed pada tema yang tepat akan
memberikan pemahaman konsep yang lebih utuh
menyeluruh (Holistik), menarik
dan bermakna (Ekaputri, 2013;
Rachmadani, 2013; Widianingsih, 2013; Kartikasari, 2013; Rahmatika, 2013).
Belajar
IPA merupakan belajar aktif dan sesuatu yang harus siswa lakukan bukan sesuatu
yang harus siswa lakukan, dalam belajar IPA, siswa diarahkan untuk
membandingkan hasil eksperimen dengan teori yang sudah ada. Paket pembelajaran
IPA untuk SMP yang akan dikembangkan oleh peneliti merupakan paket pembelajaran
yang menganut teori Konstruktivime
yaitu teori belajar yang menitik beratkan bahwa siswa membangun
pengetahuan dan pemahaman baru. Teori
ini menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi
yang telah didapat dan guru memberikan kesempatan siswa untuk menemukan atau
menerapkan ide–ide mereka sendiri (Crawford, 2001:2). Dalam penyusunan paket pembelajaran IPA tata urut yang
digunakan peneliti berupa REACT yaitu
akronim dari menghubungkan (Relating), mengalami (Experiencing), menerapkan (Applying), bekerjasama (Cooperating), dan mentransfer (Transferring) (Crawford,
2001:1), Sedangkan model yang digunakan berupa Webbed yaitu selalu
menggunakan tema untuk menghubungkan antar beberapa bidang kajian dalam mata
pelajaran IPA tingkat SMP/MTs.
Tema
yang dipilih peneliti dalam mengembangkan paket pembelajaran ini adalah laut
sebagai sumber kehidupan. Laut merupakan bagian dari bumi yang tertutup oleh
air asin. Ekosistem penopang pembangunan kelautan, baik secara langsung
maupun tidak langsung adalah terumbu karang, mangrove dan lamun
(Romimohtarto, 2005:321). Paket pembelajaran berupa bahan ajar yang
dikembangkan dengan tema laut sebagai sumber kehidupan diharapkan dapat meningkatkan
berfikir kreatif dan bermakna siswa SMP/MTs. Pretasi belajar merupakan
suatu kegiatan yang berupaya untuk
mengetahui tingkat keberhasilan yang telah diterapkan. Untuk mengukur
pencapaian tujuan maka perlu menggunakan evaluasi berfikir kreatif dan
bermakna (Winkel 1996:227). Penelitian
ini bertujuan mengembangkan bahan ajar IPA terpadu dapat Menghasilkan bahan ajar
IPA terpadu untuk siswa yang layak, dan untuk meningkatkan berfikir
kreatif dan bermakna IPA siswa SMP/MTs setelah menggunakan paket
pembelajaran IPA terpadu yang
dikembangkan.
METODE
Penelitian ini merupakan
pengembangan bahan ajar IPA terpadu untuk kelas VII SMP /MTs. Bahan ajar ini
merupakan perpaduan dari disiplin ilmu yang tercakup dalam IPA, yaitu fisika,
biologi dan kimia.Penelitian pengembangan ini menggunakan model pengembangan
Borg and Gall (1983:775). Dengan Langkah-langkah penelitian 1) Research and Information Collecting
merupakan penelitian pendahuluan (prasurvei)
untuk mengumpulkan informasi. 2) Planning
merupakan perencanaan. 3) Develop
Preliminary Form of Product merupakan mengembangkan produk awal. 4) Preliminary Field Testing merupakan uji
coba lapangan tahap awal. 5) Main Product
Revision merupakan revisi produk utama. 6) Main Field Testing merupakan uji coba lapangan utama. 7) Operational Product Revision merupakan
Revisi produk operasional.
Secara garis besar
prosedur pengembangan penelitian disajikan pada
Gambar 1.
HASIL
Bahan
ajar IPA terpadu kelas VII SMP/MTs yang
dikembangkan dengan mengangkat tema “Laut Sebagai Sumber Kehidupan” dikemas
dalam tiga bagian 1) bagian pendahuluan yang
terdiri atas halaman sampul,
halaman paragraf pembuka, ucapan terima kasih, petunjuk penggunaan bahan ajar
siswa, jaringan keterpaduan tema dan sub tema dan daftar isi. 2) bagian isi dibagi
menjadi 5 sub tema yang terjalin berdasarkan kronologis materi yang akan
disampaikan dan mewakili dari pembelajaran fisika, kimia dan biologi.
Masing-masing sub tema terdiri dari 3 bagian utama antara lain halaman pendahuluan sub tema, materi dan uji
kompetensi tiap akhir sub tema. 3) Bagian penutup terdiri atas peta konsep,
rangkuman, uji kompetensi akhir tema, glosarium, daftar pustaka dan tentang
penulis. Tema bahan ajar ini terdiri dari 5 sub tema. Sub tema 1) karakteristik
beberapa ekosistem dilaut. Sub tema 2)
matahari sebagai sumber energi utama pada kehidupan laut. Sub tema 3)
sirkulasi material kimia dilaut. Sub tema 4) simbiosis pada kehidupan dialut.
Sub tema 5) produk kelautan.
Hasil
dari penelitian tentang keterbacaan, tulisan dan isi yang telah dilakukan oleh
validator ahli dari 2 orang kalangan
dosen dan 2 orang guru SMP/MTs menunjukan bahwa siswa sudah menilai bahan ajar
yang dikembangkan sudah katagori layak dan pantas pantas untuk dapat digunakan
dalam pembeljaran IPA terpadu, namun masih perlu diperbaiki pada beberapa
bagian. Sedangkan dari kalangan siswa juga menerangkan bahwa bahan ajar ini
sudah menarik, senang dalam membaca dan lebih mudah untuk dimengerti, sehingga
dapat meningkatkan berfikir kreatif dan bermakna siswa. Data pada uji
peningkatan prestasi didapatkan dari data kuantitatif berupa nilai pre-test dan post-test yang dilaksanakan
pada uji coba skala luas. Hasil yang didapat Menunjukan taraf signifikan
yang tinggi.
Bahan
ajar ini dari segi keterpaduan ketiga kajian ilmu yaitu fisika, biologi dan
kimia sudah sangat baik. Hal ini ditunjukan oleh siswa yang menggunakan bahan ajar dengan tema
laut sebagai sumber kehidupan lebih memahami isi baik eksperimen maupun bahan diskusi.
Sedangkan pada kelas yang menggunakan buku dari sekolah masih agak kesulitan
memahami dan melaksanakan eksperimen. Misalkan saja kegiatan eksperimen pada
bahan ajar kelas kontrol membingungkan pemahaman siswa dan sulit diterapkan di
kelas. Bahan ajar kelas kontrol pada materi perambatan kalor secara konveksi.
Eksperimen yang dilakukan adalah memasukkan es batu berwarna pada air dengan
suhu kamar. Dari hasil eksperimen sebagian besar siswa menganggap bahwa kalor
berpindah dari es batu menuju air. Hal
ini guru sangat ekstra perlu meluruskan dan menjelaskan konsep secara baik.
Keberadaan bahan ajar dengan tema laut sebagai sumber kehidupan sangatlah baik
dan dapat meningkatkan berfikir kreatif dan bermakna siswa.
PEMBAHASAN
Produk
bahan ajar yang telah direvisi merupakan paket pembelajaran berupa bahan ajar
siswa dan buku panduan guru. Produk bahan ajar yang telah direvisi secara
empiris dapat meningkatkan berfikir kreatif dan bermakna siswa. Secara teknik, keberadaan panduan guru
bertujuan agar guru berkonsentrasi terhadap
kualitas proses belajar mengajar di kelas, sehingga hasil pendidikan semakin
meningkat. Hal ini disebabkan karena
penggunaan buku panduan guru dan bahan ajar siswa dalam pembelajaran mampu
membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru dengan siswa
(Depdikbud, 2013). Oleh karena itu Kementrian pendidikan dan kebudayaan pada
tahun 2013 melalui Permendikbud No 71 melakukan penyediaan dokumen pendukung
kurikulum 2013 berupa buku pegangan guru mata agar implementasi kurikulum 2013
dapat terimplementasi secara utuh. Hasil penelitian dan pengembangan ini
didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Appamaraka, Suksringarm
dan Singseewo (2009) yang menunjukkan bahwa penggunaan buku panduan guru dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
Dari hasil uji kelayakan isi/materi dan penyajian oleh ahli dan
praktisi, uji keterbacaan bahan ajar siswa
pada uji coba skala kecil menunjukkan bahwa validitas paket pembelajaran
sangat tinggi dan layak untuk digunakan. Penilaian aspek kelayakan pada bahan ajar yang dikembangkan sudah sesuai dengan sebagian aspek kelayakan pada standar mutu buku pelajaran yang
dikeluarkan oleh Kemdikbud tahun 2013
bahwa kriteria mutu (standar) buku teks pelajaran terdiri atas kelayakan isi/materi,
penyajian, bahasa dan kegrafikaan.
Penilaian kelayakan bahan ajar
perlu dilakukan sebelum digunakan oleh pendidik dan atau peserta didik sebagai sumber belajar di satuan pendidikan.
Paket
pembelajaran yang dikembangkan oleh
pengembang menunjukkan keterhubungan tiga bidang kajian dalam IPA yaitu fisika,
kimia dan biologi dalam satu tema yang menguhungkan antara ketiganya. Hal ini
sesuai dengan salah satu model keterpaduan Fogarty (1991) yaitu model webbed yang dapat
menghubungkan beberapa mata pelajaran yang berbeda dalam suatu aktivitas/materi
ajar. Dengan menggunakan model keterpaduan webbed akan membuat pemahaman
terhadap konsep secara utuh (Depdikbud, 2013).
Dengan mempelajari suatu kompetensi atau Kompetensi Dasar secara runtut
dan sistematis sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi
secara utuh dan terpadu. Hasil pengembangan bahan ajar IPA terpadu ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati (2013) bahwa
dengan mengembangkan bahan ajar IPA terpadu dapat memberikan pengaruh
positif terhadap hasil belajar siswa.
Bagian
awal dari produk bahan ajar siswa, yaitu halaman sampul, halaman paragraf
pembuka, petunjuk penggunaan bahan ajar
dinilai sangat menarik bagi siswa.
Bolling dan Pett (dalam Smaldino, Lowther, dan Russell, 2008)
menjelaskan bahwa gambar dapat digunakan sebagai ilustrasi belajar, oleh karena
itu halaman depan tiap sub tema memiliki
ciri khas halaman dengan gambar ilustrasi yang mewaliki penggambaran materi
pada tiap-tiap sub tema yang akan dibahas disertai
keterangan Kompetensi Dasar, judul sub tema, peta konsep dan kata kunci.
Layout pada bagian penyampaian materi menggunakan tata saji pada bagian kiri
berisi teks bacaan dan pada bagian kanan merupakan gambar ilustrasi. Hal tersebut
dimaksudkan agar siswa terbantu dalam memahami teks dengan ilustrasi gambar
yang ada di sebelah kanannya. Berdasarkan data angket pada uji coba skala kecil
menunjukkan bahwa siswa lebih senang dan lebih mudah memahami teks yang ada
pada bahan ajar. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Meitepul (2011) yang menunjukkan bahwa penggunaan gambar yang digunakan pada buku teks dapat
membantu siswa memahami teks, penggunaan waktu yang lebih efektif, sehingga
dapat meningkatkan berfikir kreatif dan bermakna.
Tata
urut penyajian bahan ajar menggunakan startegi REACT. Strategi REACT merupakan strategi terbaik
yang dapat membantu siswa mengkonstruk pengetahuan mereka sendiri terutama pada
mata pelajaran matematika dan ilmu
pengetahuan alam (Crawfod, 2001: iii ). Pada awal penyajian bahan ajar dengan
fitur ‘Tahukah Kamu’. Hal tersebut
merupakan ciri langkah awal pembelajaran IPA terpadu yang membantu menciptakan struktur kognitif
yang dapat menjembatani antara pengetahuan awal siswa dengan pengalaman belajar
yang terkait (Depdikbud, 2013). Fitur
‘Mari Bereksperimen’ dan ‘Mari Bermain’
merupakan aktivitas kelompok yaitu siswa
melakukan observasi, pengumpulan, pengolahan dan mengkomunikasikannya
dengan anggota kelompok, sehingga membantu
siswa bekerja sama, bertanggung jawab dan
berdisiplin (Depdikbud, 2013). Edgar Dale dalam
Briggs (1981: 130), menklasifikasikan pengalaman menurut tingkat
keabstrakannya. Mulai dari pengalaman konkret (pengalaman langsung) sampai
kepada yang paling abstrak (simbol kata-kata). Klasifikasi tersebut ditampilkannya dalam piramida Dale sebagaimana tergambar pada Gambar 5.1.
Berdasarkan piramida Dale tersebut
menjelaskan bahwa metode eksperimen merupakan metode paling bagus bila
dibandingkan dengan metode yang lain.
Hal tersebut dibuktikan pada penelitian yang dilakukan oleh Mulyono
(2010) bahwa metode eksperimen dapat
meningkatkan kemampuan berfikir tingkat tinggi.
Pemilihan metode eksperimen juga harus disesuiakan dengan dengan kondisi
sarana dan prasarana pembelajaran (Depdikbud, 2013). LKS merupakan lembar kerja
yang berisi petunjuk praktikum yang dapat dilakukan dirumah yang mampu mengajak
siswa beraktivitas dalam proses pembelajran. Oleh karena itu pemilihan Alat dan
bahan serta langkah kerja pada kegiatan eksperimen bahan ajar ini merupakan
alat yang mudah didapatkan di rumah. Hal ini diperkuat dengan penelitian yang
dilakukan oleh Arida (2013) yang menjelas bahwa pembelajaran dengan praktikum
sederhana dengan strategi eksperimen masuk dalam kategori baik, yang berarti
pembelajaran yang dilakukan berjalan efektif. Penelitian sejenis
juga dilakukan oleh Aziz (2006)
yang menunjukkan bahwa dengan
memanfaatkan alat peraga sederhana dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Pada fitur ‘Mari lihat dunia’ merupakan kunci
utama dari pembelajaran kontekstual yang
dapat membantu siswa menemukan makna dalam pembelajaran mereka dengan cara
menghubungkan materi akademik dengan konteks kehidupan keseharian mereka
(Johnson, 2007:88). Fitur ‘Ayo Diskusi
bersama’ dan ‘Artikel Sains’ merupakan aktivitas kelompok yaitu siswa saling merespon dan berkomunikasi
dengan siswa yang lain. REACT merupakan strategi utama pada pembelajaran
kontekstual (Crawford, 2013). Hal
tersebut menunjukkan bahwa pembuatan
bahan ajar kontekstual dapat meningkatkan berfikir kreatif dan bermakna
(Asfiah, 2013; Muslihin, 2012; Sujanem,
2009; Suharyadi, 2013; Nalurita, 2009; Kuswandari, 2013; Sofnidar, 2012).
Berdasarkan
hasil observasi pembelajaran dan analisis gambar pada bahan ajar yang digunakan
di kelas kontrol menunjukkan bahwa terdapat ketidaksetaraan gender pada teks
dan gambar, hal tersebut menyebabkan kekurang antusiasan dari siswa laki-laki
dalam menyelesaikan tugas yang ada pada bahan ajar. Hal ini diperkuat oleh
Beberapa penelitian menyatakan ketidaksetaraan gender disebabkan oleh
ketimpangan gender meliputi akses perempuan dalam pendidikan, nilai gender yang
dianut masyarakat, nilai dan peran gender yang terdapat dalam buku ajar (Van
Bemmelen dalam Fitrianti, 2012). Hal ini diperkuat oleh penelitian yang
dilakukan oleh Sari (2013) yang menunjukkan bahwa buku tematik 2013 pada
tingkat sekolah dasar dinilai belum merepresentasikan konsep perspektif adil
gender secara konsisten ke dalam teks, karena hanya terdapat terdapat 43 teks
dari 90 teks yang telah merepresentasikan konsep adil gender.
Beberapa
perbaikan pada bahan ajar siswa yang dikembangkan cukup banyak mengalami
perubahan yang meliputi aktivitas kegiatan eksperimen, peta konsep,
nomerisasi, pemilihan artikel sains pada bahan ajar siswa sebagai upaya
mengembangkan produk yang menarik siswa dan bermanfaat sesuai dengan kebutuhan
siswa. Perbaikan tata letak pada buku panduan guru merupakan upaya agar buku
dapat membantu guru menggunakan bahan ajar sebagai salah satu media
dalam pembelajaran IPA terpadu.
SIMPULAN
Produk hasil pengembangan Bahan
ajar IPA terpadu kelas VII SMP/MTs yang
dikembangkan dengan mengangkat tema “Laut Sebagai Sumber Kehidupan” dikemas
dalam tiga bagian, yaitu 1) bagian pendahuluan yang terdiri atas halaman sampul, halaman paragraf pembuka, ucapan
terima kasih, petunjuk penggunaan bahan ajar siswa, jaringan keterpaduan tema
dan sub tema dan daftar isi. 2) bagian isi dibagi menjadi 5 sub tema yang
terjalin berdasarkan kronologis materi yang akan disampaikan dan mewakili dari
pembelajaran fisika, kimia dan biologi. Masing-masing sub tema terdiri dari 3
bagian utama antara lain halaman
pendahuluan sub tema, materi dan uji kompetensi tiap akhir sub tema. 3)
Bagian penutup terdiri atas peta konsep, rangkuman, uji kompetensi akhir tema,
glosarium, daftar pustaka dan tentang penulis. Bahan ajar ini juga di lengkapi
dengan buku panduan guru. Penyajian materi pada bahan ajar ini disertai dengan
gambar-gambar yang menarik untuk memudahkan siswa dalam memahami konsep IPA
sehingga dapat meningkatkan berfikir kreatif dan bermakna siswa. Hasil
penilaian beberapa pakar melalui 2 validator ahli dari kalangan dosen dan 2
validator dari kalangan guru SMP/MTs, telah menujukan dan memberikan penilaian
rata-rata 88 yang berarti layak untuk digunakan sebagai bahan ajar IPA terpadu
kelas VII SMP/MTs.
SARAN
Berdasarkan kajian produk bahan ajar baik pada bahan ajar
siswa dan buku panduan guru yang telah direvisi merekomendasikan beberapa saran
Sebelum menggunakan bahan ajar sebaiknya guru memahami isi dari buku panduan
guru dan menggunakannya sebagai panduan dalam pembelajaran, sehingga
pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Untuk
penelitian engembangan bahan ajar yang lebih lanjut diharapkan juga menggunakan
tema laut dari beberapa aspek.
DAFTAR
RUJUKAN
Appamaraka,S,
Suksringarm,P, dan Singseewo,A.2009. Effect
Of Learning Enviroment Using The 5E’s Learning Cycle Approach With The
Metacognitive Moves And The Teacher’s Handbook Approach On Learning
Achievement, Intgrated Science Process And Critical Thingking Of High School
(Grade 9) Student. Pakistan journal of social science (5) 6: 287-291.
Arida ,W.
2006. Pembelajaran Dengan Praktikum
Sederhana Untuk Mereduksi Miskonsepsi Siswa Pada Materi Fulida Statis Di Kelas
XI SMAN 2 Tuban. Jurnal inovasi
Pendidikan Fisika (2) 3 : 117-120 (online) (http://ejournal.unesa.ac.id) diakses pada tanggal 5 januari
2014
Asfiah, N., Mosik, & Purwantoyo, E. 2013. Pengembangan Modul IPA
Terpadu pada Tema Bunyi. Unnes
Science Education Journal, (Online) , 2
(1) : 188-195 (http://journal.unnes.ac.id)
diakses pada tanggal 1 Januari 2014
Aziz, A,
yulianti,D, Handayani,L. 2006. Penerapan
Model Pembelajran Kooperatif Dengan Memanfaatkan Alat Peraga Sains Fisika
(Materi Tata Surya) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan
Kerjasama Siswa. Jurnal pendidikan fisika Indonesia (4) 2: 94-99 (online) (http://journal.unnes.ac.id/)
diakses pada tanggal 2 januari 2014
Borg And
Gall. 1983. Educational Research An
Introduction Forth Edition. America: Pearson Education,Inc.
Briggs,
L. J. & Wager, W.W. 1981. Handbook of
Prosedures for The Design of Instruction. United States of America:
Educational Technology Publication Inc.
Chan Yu,
K,Dkk. 2012. An Interdisclipinary Guided
Inquiry On Estuarine Using A Computer Model In Hight School Classrooms.
(Online) (74)1:26-33, ,(http://www.proquest.co.uk),
diakses 20 juli 2012.
Crawford,
M.2001. Contextualy Teaching. Texas:
Cci Publishing.
Depdikbud.
2013. Peraturan menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia No 64 Tahun
2013 Tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdikbud
Depdikbud.
2013. Peraturan menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia No 65
Tahun 2013 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.
Jakarta: Depdikbud
Depdikbud.
2013. Peraturan menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia No 71
Tahun 2013 Tentang Buku Teks Pelajaran dan Buku Panduan Guru untuk Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta:
Depdikbud
Ekaputri, K., Ismono, & Rosdiana, L. 2013.
Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Terpadu Tipe Webbed dengan Tema Pemanasan Global untuk Kelas VIII SMP Negeri 28
Surabaya. Jurnal Pendidikan Sains 1 (2)
(Online) (http://ejournal.unesa.ac.id), diakses
pada tanggal 1 Maret 2014
Fitrianti,
R, dan habibullah. 2012. Ketidaksetaraan
Gender Dalam Pendidikan. Jurnal sosiokonsepsia (12) 1 : 85-100 (online)
(http:// puslit.kemsos.go.id)
diakses pada tanggal 10 januari 2014
Fogarty,
R. 1991. How To Integrate Curricula.
United States Of America:Skylight Publishing,Inc.
Johnson,
E. B. 2007. Contextual Teaching And
Learning. Bandung: MLC.
Kartikasari, F. & Azizah, U. 2013. Pengembangan
Perangkat Pembelajaran IPA Terpadu Tipe Webbed
dengan Tema Bioteknologi Bahan Pangan dalam Pembuatan Roti di SMP 2 Punggung. Jurnal Pendidikan Sains 1 (2) (Online) (http://ejournal.unesa.ac.id), diakses pada tanggal 1 Maret 2014
Krizek,
K. 2005. Teaching Integrated Land Use Transportation
Planning. (Online)( 24)3: 304-316(http://online.sagepub.com/)
diakses tanggal 25 juli 2012
Kurniawati,
A, Suliyanah, S, Qosyim, A. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Ipa Terpadu Tema
Letusan Gunung Berapi Kelas Vii Di Smpn 1 Kamal. Jurnal Sains (1) 1(Online) (http://ejournal.unesa.ac.id )diakses tanggal 11 januari 2013
Kuswandari, M., Sunarno, W. & Supurwoko. 2013.
Pengembangan Bahan Ajar Fisika SMA dengan Pendekatan Kontekstual pada Materi
Pengukuran Besaran Fisika. Jurnal
Pendidikan Fisika, (Online), 1 (2):
41-44, (http://jurnal.fkip.uns.ac.id), diakses pada
tanggal 1 Maret 2014
Meitepul,
2013. Pembelajran Membaca Teks Naratif
Dengan Menggunakan Media Gambar Sebagai Alternatif Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa. Universitas Pendidikan Indonesia (Online)( http://jurnal.upi.edu)
diakses pada tanggal 9 januari 2014
Mulyono,E
dan Purwaningsih,E. 2010. Efektifitas penggunaan metode eksperimen real dan
Virtual terhadap kemampuan berfikir tingkat tinggi. Jurnal sains (38) 2 :
123-127.
Muslihin,A. 2012. Pengembangan Perangkat
pembelajaran IPA Terpadu Berbasis Contextual
Teaching and Learning (CTL) dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division
(STAD) Tema Polusi Udara. Journal of
Education Research and Evaluation, (Online), 1(2): 139-145, (http://
Journal.unnes.ac.id), diakses 1 Maret 2014
Nalurita, L., Siroj, R. & Putri, R. 2010. Bahan Ajar Kesebangunan dan Simetris
Berbasis Contextual Teaching and Learning
(CTL) Menggunakan Macromedia Flash di
Kelas 5 Sekolah dasar. Jurnal Pendidikan
Matematika, (Online), 4 (1): 45-52, (http://ejournal.unsri.ac.id), diakses pada tanggal 1 Maret 2014
Permatasari,R,
Hariyono, E, Purnomo, T, Pengembangan
Bahan Ajar Ipa Terpadu Tipe Webbed Dengan Tema Tanggap Bencana Untuk Siswa
Kelas VII Smpn1 Pogalan. Jurnal Sains (1) 2 (Online) (http://ejournal.unesa.ac.id
) diakses tanggal 11 januari 2013
Rachmadani, D. & Supardi, I. 2013. Pengembangan
Perangkat Pembelajaran IPA Terpadu Tipe Webbed
dengan Tema Tekanan darah untuk SMP Kelas VIII. Jurnal Pendidikan Sains 1 (1) (Online) (http://ejournal.unesa.ac.id), diakses pada tanggal 1 Maret 2014
Rahmatika, R., Ismono & Budiono, M. 2013.
Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Terpadu Tipe Webbed dengan Tema Pengolahan Minyak Kelapa untuk Siswa SMP Kelas
VIII. Jurnal Pendidikan Sains 1 (2)
(Online) (http://ejournal.unesa.ac.id), diakses
pada tanggal 1 Maret 2014
Rahmawati,
2013. Pengembangan Buku Saku Ipa Terpadu
Bilingual Dengan Tema Bahan Kimia Dalam Kehidupan Sebagai Bahan Ajar Di Mts. Unnes
Science Education .Journal (2) 1 (Online)(http://journal.unnes.ac.id)
diakses pada tanggal 11 januari 2014
Romimohtarto,
K.2005. Biologi Laut. Jakarta: Ikrar
Mardiriabadi
Sari, S. P. 2013. Pengembangan Model Penulisan Teks
Berperspektif Adil Gender Berdasarkan Analisis Wacana Kritis dalam Buku Tematik
Terpadu 2013 Sekolah Dasar (Skripsi). Bandung: Universitas pendidikan
Indonesia
Smaldino,
E.S, Lowther, D.L, Russel,J.D. 2011. Instructional
Technology And Media For Learning: Teknologi Pembelajaran Dan Media Untuk
Belajar. Jakarta : kencana
Sofnidar & Sabil, H. 2012. Pengembangan Bahan
Ajar Pendidikan matematika I dengan Pendekatan Kontekstual. Jurnal Edumatika, (Online), 2 (2): 57-67, (http://jiip.fapet.unja.ac.id), diakses
pada tanggal 1 Maret 2013
Suharyadi, Permanasari, A. & Hernani. 2013.
Pengembangan Buku Ajar Berbasis Kontekstual pada Pokok Bahasan Asam dan Basa. Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia,
(Online) 1(1): 60-68, (http://fpmipa.upi.edu), diakses
pada tanggal 1 Maret 2014
Sujanem, R., Suwindra, Putu,I. & Tika, I. K.
2009. Pengembangan Modul Fisika
Kontekstual Interaktif Berbasis Web untuk Kelas I SMA. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, (Online), 42 (2): 97-104, (http://ejournal.undiksha.ac.id),
diakses pada tanggal 1 Maret 2014
Widianingsih, N., Kustijono, R. & Ismono. 2013.
Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Terpadu Tipe Webbed dengan Tema Tercemarkah Airku
di Kelas VII SMP. Jurnal Pendidikan Sains 1 (1) (Online) (http://ejournal.unesa.ac.id), diakses pada tanggal 1 Maret 2014
Winkel.
W.S. 1996. Psikologi Pengajaran.
Jakarta: Pt. Grasindo.